Cari Blog Ini

Minggu, 15 Juli 2012

sma ekonomi x 1


PENGERTIAN KEBUTUHAN
Kebutuhan adalah sesuatu yang diperlukan oleh manusia sehingga dapat mencapai kesejahteraan, sehingga bila ada di antara kebutuhan tersebut yang tidak terpenuhi maka manusia akan merasa tidak sejahtera atau kurang sejahtera. Dapat dikatakan bahwa kebutuhan adalah suatu hal yang harus ada, karena tanpa itu hidup kita menjadi tidak sejahtera atau setidaknya kurang sejahtera(maslow)

Kebutuhan adalah salah satu aspek psikologis yang menggerakkan makhluk hidup dalam aktivitas-aktivitasnya dan menjadi dasar (alasan) berusaha(wikipedi bahas Indonesia, ensiklopedia bebas).

Kebutuhan adalah segala sesuatu yang diperlukan manusia untuk mempertahankan dan mengembangkan hidupnya.

• Kebutuhan juga berarti rasa akan adanya kekurangan yang timbul dari dalam diri manusia yang menuntut agar dipenuhi.

2. TEORI
Teori Kebutuhan Maslow
Menurut Abraham Maslow, apabila suatu kebutuhan terpenuhi, maka kebutuhan itu tidak lagi merupakan motivator perilaku. Kebutuhan-kebutuhan dengan kekuatan tinggi, yang telah terpenuhi kadang-kadang dinyatakan seseorang sebagai kebutuhan “satisficed” yaitu kebutuhan yang telah terpenuhi dalam kadar tertentu sehingga kebutuhan lain lebih potensial. Apabila kebutuhan yang paling kuat adalah rasa haus, maka minum akan menurunkan desakan tersebut, dan selanjutnya kebutuhan lain menjadi lebih penting.

Menurutnya:
• Dalam menjalani kehidupan, manusia membutuhkan berbagai jenis dan macam barang-barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhannya. Manusia sejak lahir hingga meninggal dunia tidak terlepas dari kebutuhan akan segala sesuatunya. Untuk mendapatkan barang yang dibutuhkan diperlukan pengorbanan untuk mendapatkannya.
• A.H Maslow mengemukakan sejumlah proporsi penting tentang perilaku manusia sebagai berikut:
1. Sebuah kebutuhan yang dipenuhi, bukanlah sebuah motivator perilaku. Hanya kebutuhan-kebutuhan yang tidak terpenuhi, memotivasi perilaku. Untuk menjelaskannya perhatikan misalnya kebutuhan kita akan hawa udara. Kebutuhan tersebut hanya mempengaruhi perilaku kita, apabila kita tidak mendapatkannya, atau mengalami ancaman tidak mendapatkan hawa udara yang kita perlukan. Jadi, dengan demikian hanya kebutuhan-kebutuhan yang belum terpenuhi menyebabkan timbulnya kekuatan-kekuatan besar, atas apa yang dilakukan seseorang.
2. Kebutuhan manusia diatur dalam suatu seri tingkatan-suatu hirarki menurut pentingnya masing-masing kebutuhan. Setelah kebutuhan yang paling mendasar terpenuhi, meningkatlah pada kebutuhan selanjutnya yang lebih tinggi, yang menuntut pemuasan.
3. Abraham Maslow dikenal sebagai pelopor aliran psikologi humanistik. Maslow percaya bahwa manusia tergerak untuk memahami dan menerima dirinya sebisa mungkin. Teorinya yang sangat terkenal sampai dengan hari ini adalah teori tentang Hierarchy of Needs (Hirarki Kebutuhan). Menurut Maslow, manusia termotivasi untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidupnya. Kebutuhan-kebutuhan tersebut memiliki tingkatan atau hirarki, mulai dari yang paling rendah (bersifat dasar/fisiologis) sampai yang paling tinggi (aktualisasi diri). Kelima tingkatan kebutuhan ini perlu diketahui oleh pimpinan organisasi dan berusaha untuk memuaskannya bagi para bawahannya. Kelima tingkatan kebutuhan itu, menurut Maslow, ialah:


3. PENGGOLONGAN KEBUTUHAN
Kebutuhan Manusia Berdasarkan Tingkat Kepentingan / Prioritas:
1. Kebutuhan Primer
Kebutuhan primer adalah kebutuhan yang benar-benar amat sangat dibutuhkan orang dan sifatnya wajib untuk dipenuhi. Contohnya adalah seperti sembilan bahan makanan pokok / sembako, rumah tempat tinggal, pakaian, dan lain sebagainya.
2. Kebutuhan Sekunder
Kebutuhan sekunder adalah merupakan jenis kebutuhan yang diperlukan setelah semua kebutuhan pokok primer telah semuanya terpenuhi dengan baik. Kebutuhan sekunder sifatnya menunjang kebutuhan primer. Misalnya seperti makanan yang bergizi, pendidikan yang baik, pakaian yang baik, perumahan yang baik, dan sebagainya yang belum masuk dalam kategori mewah.
3. Kebutuhan Tersier / Mewah / Lux
Kebutuhan tersier adalah kebutuhan manusia yang sifatnya mewah, tidak sederhana dan berlebihan yang timbul setelah terpenuhinya kebutuhan primer dan kebutuhan skunder. Contohnya adalah mobil, antena parabola, pda phone, komputer laptop notebook, tv 50 inchi, jalan-jalan ke hawaii, apartemen, dan lain sebagainya.

Kebutuhan Manusia Berdasarkan Sifat:
1. Kebutuhan Jasmani / Kebutuhan Fisik
Kebutuhan jasmani adalah kebutuhan yang berhubungan dengan badan lahiriah atau tubuh seseorang. Contohnya seperti makanan, minuman, pakaian, sandal, pisau cukur, tidur, buang air kecil dan besar, seks, dan lain sebagainya.
2. Kebutuhan Rohani / Kebutuhan Mental
Kebutuhan rohani adalah kebutuhan yang dibutuhkan seseorang untuk mendapatkan sesuatu bagi jiwanya secara kejiwaan. Contohnya seperti mendengarkan musik, siraman rohani, beribadah kepada Tuhan YME, bersosialisasi, pendidikan, rekreasi, hiburan, dan lain-lain.


Kebutuhan Manusia Berdasarkan Waktu:
1. Kebutuhan Sekarang
Kebutuhan sekarang adalah kebutuhan yang benar-benar diperlukan pada saat ini secara mendesak. Contoh adalah kebelet pipis, makan karena sangat lapar, pengobatan akibat kecelakaan, dan lain sebagainya.
2. Kebutuhan Masa Depan
Kebutuhan masa depan adalah kebutuhan yang dapat ditunda serta dipenuhi di lain waktu di masa yang akan datang. Contoh yaitu pergi haji, pendidikan tinggi, pahala untuk bekal akherat, membeli mobil toyota yaris terbaru, dan lain sebagainya.

Kebutuhan Manusia Berdasarkan Subjek / Subyek Penggunanya:
1. Kebutuhan Individual / Individu / Pribadi
Kebutuhan individu adalah jenis kebutuhan yang dibutuhkan oleh orang perseorangan secara pribadi. Contohnya adalah sikat gigi, menuntut ilmu, sholat lima waktu, makan, dan banyak lagi contoh lainnya.
2. Kebutuhan Sosial / Kolektif
Kebutuhan sosial adalah kebutuhan akan berbagai barang dan jasa yang digunakan untuk memuaskan kebutuhan sosial suatu kelompok masyarakat. Contohnya adalah jalan umum, penerangan tempat umum, berserikat mengeluarkan pendapat, berbisnis, berorganisasi, dan lain-lain.

Ada beberapa faktor yang menyebabkan kebutuhan itu berbeda. Faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan antara lain :
1. Peradaban, contoh : orang yang hidup pada zaman purba mempunyai kebutuhan yang berbeda dengan orang yang hidup pada zaman sekarang
2. Faktor geografis/Lingkungan/tempat tinggal, contoh orang yang hidup di daerah pantai mempunyai kebutuhan yang berbeda dengan orang yang hidup di daerah pegunungan
3. Budaya dan adat istiadat, contoh : orang Tionghoa mempunyai kebutuhan berbeda dengan orang jawa saat menjalankan adat istiadat masing-masing
4. Agama, contoh : orang Islam dengan orang Hindu mempunyai kebutuhan yang berbeda dalam hal beribadah

Teori perilaku konsumen
Di kutip dari buku Esis : Ekonomi jilid satu ; alam S ;
Teori perilaku konsumen
Hal : 38
Konsep dasar prilaku konsumen menyatakan bahwa konsumenpada umumnya selalu berusaha untuk mencapai utilityes yang maksimal dari pemakaian benda yang dikonsumsinya. Apa yang di maks;ud dengan konsep utilitas ? utilitas adalah derajat seberapa besar barang atau jasa dapat memuaskan kebutuhan seseorang. Atau dengan kata lain utilitas adalah ukuran kepuasan yang diterima dari penggunaan atau konsumsi barang dan jasa .
Hal 40
Utilitas adalah kata lain dari kepuasan , karena berkaitan dengan ukuran kepuasan dari penggunaan barang dan jasa maka utilitas juga sering di sebut sebagai nilai guna.
Masing masing konsumen merupakan peribadi yang unik . konsumen satu dengan yang lainnya mempunyai kebutuhan yang berbeda dan perilaku yang berbeda dalam memenuhi kebutuhannya , namun dari perbedaan itu ada suatu persamaan yaitu setiap konsumen berusaha untuk memaksimalkan kepuasannya dalam mengkonsumsi sebuah barang .
Untuk membahas perilaku dalam ekonomi kita mengenal teori perilaku konsumen yang terakomodasi dalam pendekatan cardinal dan pendekatan ordinal.
1. Teori pendekatan cardinal
Pendekatan cardinal juga di sebut pendekatan marginal utility. Pendekatan cardinal dalam analisis konsumen didasarkan pada asumsi bahwa tingkat yang di peroleh konsumen dari konsumsi suatu barang dapat di ukur atau di kuantifikasi dengan satuan tertentu seperti uang , jumlah atau buah. “ semakin besar jumlah barang yang di konsumsi semakin besar pula tingkat kepuasan konsumen” . konsumen yang rasional akan berusaha memaksimumkan kepuasananya dengan pendapatan yang dimilikinya
Lebih dari satu abad lalu beberapa pakar ekonomi telah mengembangkan gagasan mengenai konsep nilai guna. Dari hasil penenlitian Herman Heinrich Gossen mengenai nilai guna total dan niali guna marjinal yang terkandung dalam hokum Gossen I dan hokum Gossen II . nilai guna sendiri adalah kepuasan total yang di nikmati oleh konsumen dalam mengkonsumsi sejumlah barang tertntu secara keseluruhan sedangkan nilai guna marjinal atau kepuasan marjinal adalah tambahan kepuasan yang dinikmati dari setiap tambahan barang atau jasa yang di konsuminya .
Hal 40
a. Hukum gossen I
Hokum Gossen I berbunyi jika pemenuhan kebutuhan akan suatu barang yang di lakukan secara terus menerus , maka rasa nikmatnya mula-mula akan tinggi namun semakin lama kenikmatan tersebut akan semakin menurun hingga akhirnya akan sampai mencapai batas jenuh.
Teori ini juga di kemukakan oleh Wiliam Stanley Jevons, seorang ekonom dan matematikawan inggris.
Agar pemahaman tersebut dapat lebih jelas kita serap, anggaplah kamu menyukai icecream. Suatu hari kebetulan pamanmu dating dan menteraktir ice cream sepuas-puasnya.
Tentusaja kamu antusias menyambut tawaran itu dan membeli 6 buah es krim sekaligus . eskrim pertama nikamatnya bukan main apa lagi itu es krim kesukaan mu, eskrim kedua makin terasa enak. Kepuasanmu meningkat es krim ke tiga masih terasa enak meskipun tidak seenak eskrim pertama , dan sampai pada akhirnya eskrim ke 6 kamu mulai merasa jenuh. Situasi ini dapat kita lihat pada table peraga yang ada di bawah ini.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhkTujVbWwyV-JdDl7YvmK0vna5FBEYBFIDEW2Kq0gycMImWIxOV_3tRdjIVUChqhZYzf00yyt50OvaixaC8G3ZqslUgrWoGNcP0vbDKM-5NpvxwfvqvaW92JthBPMi7CAkdGhYNXyZptnR/s400/Perilaku+Konsumen.png


Karena hokum Gossen ini juga menyinggung tentang nilai guna marjinal , kadang-kadang hokum glossen I disebut juga hokum nilai guna marjinal yang semakion menurun
b. Hukum Glossen II
Bunyi hokum Gossen II konsumen akan melakukan konsumsi sedemikian rupa sehingga nilai guna marjinal setiap barang dan jasa yang di konsumsi akan sama . Artinya unit terakhir dari masing-masing produk yang di konsumsi memiliki nilai yang sama
Untuk memahami masalah ini mari kita lihat ilustrasi berikut , misalkan seorang pegawai memiliki gaji Rp. 200.000 pada saat dia menerima gaji dia mendapatkan uang pecahan Rp.20.000 sebanyak 10 lembar. Dia memiliki kebutuhan berturut-turut : makan dan minum, pakaian , sewa rumah, biaya transportasi dan kursus penggunaan uang dalam memenuhi kebuthn itu di gambarkan pada
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjysO8kjfFkBCwki78TegffWJ9LoaZ1nE0PnpsXZnEgHeDmAdBpMtSLXfqlqgVwGBNDBSrR0DyuB6FrwNNI6eHdRO0RbKDJT9xnRvR1HVfJ4arI8wDFCAVJMclY34uVvityj1MnNnLATd8w/s400/Perilaku+Konsumen.jpg


jika kebutuhan makan dan minuman telah terpenuhi maka sendirinya uang yang masih ada uang yang masih ada di pergunakan untuk membeli pakaian. Jika pembelian pakaian terpenuhi, selanjutnya uang tersebut di gunakan untuk membayar sewa rumah dan sisanya untuk baiaya transportasi. Dengan demikian penggunaan biaya Rp.200.000 yang terdiri dari lebaran pecahan Rp. 20.000 mungkin akan dilakukan dengan komposisi sebagai berikut
a. Empat lembar untuk keperluan makan dan minum
b. Tiga lembar untuk keperluan pakaian
c. Dua lembar untuk keperluan sewa rumah
d. Satu lembar untuk keperluan transportasi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar