Perilaku sifatnya individual yang erat
kaitannya dengan kepribadian yang terbentuk sepanjang hidup melalui
proses sosialisasi. Sosialisasi adalah proses belajar yang dilakukan
oleh seseorang semenjak masa kanak-kanak hingga masa tuanya, mengenai
pola-pola tindakan dalam berinteraksi dengan segala ragam individu yang
ada di sekelilingnya. Dalam sosialisasi ini terjadi proses pembinaan
kepribadian (Personality Building) yang dapat membantu seseorang untuk
menyesuaikan diri, oleh karena itu kepribadian sangat dipengaruhi oleh
faktor genetika (Genotype), pengalaman pendidikan, perasaan, naluri, dan
lingkungan. Sosialisasi dan kepribadian ini membentuk suatu sistem
prilaku (Behaviour system) yang akan menentukan sikap (Attitude)
seseorang. Kepribadian merupakan keseluruhan perilaku seseorang dan
kecenderungannya dalam berinteraksi dengan serangkaian situasi.
Dalam setiap kehidupan sosial, terdapat
kaidah untuk mengatur hubungan antara seseorang dengan orang lain atau
seseorang dengan masyarakatnya, sehingga kehidupan bermasyarakat
berlangsung suasana yang teratur karena setiap orang dituntut untuk
mengikuti kaidah tersebut (Comformity) tetapi pada kenyataannya sering
muncul perilaku yang menyimpang dari aturan normatif yang disebut
deviation yaitu penyimpangan terhadap kaidah dan nilai-nilai dalam
masyarakat, orang yang berperilaku menyimpang ini disebut deviants.
Tindakan sosial yaitu tindakan individu
sepanjang tindakannya itu mempunyai arti atau arti subjektif bagi
dirinya yang diarahkan pada tindakan orang lain, dengan tujuan untuk
mendapatkan reaksi dari sasaran yang sesuai dengan harapannya, sedangkan
pemahaman adalah suatu penafsiran seseorang terhadap tindakan tersebut
sehingga dapat memberikan reaksi, adapun ciri-ciri dari tindakan sosial
yaitu tindakan yang memiliki makna subjektif, tindakan nyata yang
bersifat membatin sepenuhnya dan bersifat subjektif, tindakan yang
berpengaruh positif tindakan yang diarahkan pada orang lain untuk
mendapat respon dan tindakan merupakan respons terhadap perilaku orang
lain.
Berdasarkan tingkat kemudahan untuk memahaminya, tindakan sosial dibedakan kedalam empat tipe yaitu :
Rasionalitas Instrumental (Zwerk Rational)
Tipe ini merupakan tindakan sosial murni artinya tindakan seseorang yang memperhatikan cara bertindak dan tujuan yang hendak dicapai dari tindakan tersebut
Tipe ini merupakan tindakan sosial murni artinya tindakan seseorang yang memperhatikan cara bertindak dan tujuan yang hendak dicapai dari tindakan tersebut
Rasionalitas Yang Berorientasi Nilai (Werktrational Action)
Tindakan yang dilakukan merupakan salah satu cara yang baik dan tidak bertentangan dengan kaidah, tetapi tidak diyakinnya sebagai cara yang terbaik untuk mencapai tujuan.
Tindakan yang dilakukan merupakan salah satu cara yang baik dan tidak bertentangan dengan kaidah, tetapi tidak diyakinnya sebagai cara yang terbaik untuk mencapai tujuan.
Tindakan Afektif (Affective Action)
Tindakan ini lebih didominasi oleh perasaan atau emosi dan kepura-puraan atau dibuat-buat sehingga tindakan ini sulit dipahami atau tidak rasional
Tindakan ini lebih didominasi oleh perasaan atau emosi dan kepura-puraan atau dibuat-buat sehingga tindakan ini sulit dipahami atau tidak rasional
Tindakan Tradisional (Traditional Action)
Tindakan ini merupakan tindakan yang tidak rasional yaitu tindakan seorang yang didasarkan pada kebiasaannya dalam mengadakan sesuatu baik yang biasa dilakukannya atau kekuasaan orang terdahulu.
Tindakan ini merupakan tindakan yang tidak rasional yaitu tindakan seorang yang didasarkan pada kebiasaannya dalam mengadakan sesuatu baik yang biasa dilakukannya atau kekuasaan orang terdahulu.
Interaksi sosial merupakan kunci atau
syarat utama dari semua kehidupan sosial karena melalui interaksi
tersebut akan terjalin hubungan antara individu dan individu dengan
kelompok serta hubungan antara kelompok yang ditandai dengan adanya
hubungan timbal balik antara pihak yang berinteraksi. Terjadinya
interaksi sosial diperlukan adanya kontak sosial (social contact) dan
komunikasi. Interaksi sosial memiliki ciri-ciri sebagai berikut : pelaku
lebih dari satu orang atau satu kelompok, adanya komunikasi diantara
pelaku dan adanya tujuan sama atau tidak sama antar pelaku.
Faktor-faktor yang dapat melahirkan interaksi sosial adalah imitasi,
sugesti, identifikasi, dan simpati.
Dalam kehidupan sosial, ditemui dua
bentuk interaksi sosial yaitu yang bersifat asosiatif dan disasosiatif.
Bentuk interaksi sosial yang bersifat asosiatif yaitu kerja sama
(Co-operation) dan akomodasi (accomodation) sedangkan yang bersifat
disasosiatif adalah persaingan (competition), kontravensi dan
pertentangan atau pertikaian (conflict) kerjasama dapat diklasifikasikan
ke dalam lima bentuk yaitu :
- Kerukunan yang mencakup gotong royong dan tolong menolong
- Bargaining yaitu pelaksanaan perjanjian mengenai pertukaran barang dan jasa antara dua organisasi atau lebih
- Ko-optasi (co-optation) yaitu proses penerimaan unsur-unsur baru dalam kepemimpinan
- Koalisi (Coallition) yaitu kombinasi antara dua organisasi atau lebih yang mempunyai tujuan yang sama
- Joint Venture yaitu kerjasama yang bergerak dalam pengusahaan proyek proyek tertentu.
Proses kerjasama dibedakan menjadia empat macam yaitu kerjasama spontan, langsung, kontrak dan tradisional.
Akomodasi merupakan upaya untuk
memperlancar interaksi sosial dengan mengurangi pertentangan, mencegah
terjadinya disintegrasi, menggalang kerjasama dan pencampuran kebudayaan
yang terdapat dalam kehidupan masyarakat.
Persaingan merupakan bentuk interaksi
sosial yang bersifat disosiatif dan asosiatif. Persaingan asosiatif
terlihat dari adanya perkumpulan seprofesi, sedangkan disosiatif
bersifat memecah belah antara individu atau antar kelompok sehingga
terjadinya perselisihan. Bentuk persaingan misalnya persaingan ekonomi,
kebudayaan, kedudukan dan persaingan ras.
Kontravensi (contravention) yaitu sikap
mental yang tersembunyi terhadap orang lain atau kelompok lain. Adapun
bentuk dari kontravensi dapat dibagi menjadi lima bentuk yaitu
kontravensi bersifat umum, kontravensi sederhana, kontravensi intensif,
kontravensi rahasia dan kontravensi taktis
Perubahan Sosial
Perubahan sosial merupakan perubahan yang berkenaan dengan kehidupan masyarakat termasuk didalamnya perubahan sistem nilai dan norma sosial, sistem pelapisan sosial, struktur sosial, proses-proses sosial, pola sikap dan tindakan sosial serta lembaga kemasyarakatan. Terjadinya perubahan pada salah satu aspek kehidupan material maupun non material sehingga sering menimbulkan disintegrasi yang diikuti dengan adanya reorganisasi untuk mencapai keseimbangan dalam kehidupan sosial.
Perubahan sosial merupakan perubahan yang berkenaan dengan kehidupan masyarakat termasuk didalamnya perubahan sistem nilai dan norma sosial, sistem pelapisan sosial, struktur sosial, proses-proses sosial, pola sikap dan tindakan sosial serta lembaga kemasyarakatan. Terjadinya perubahan pada salah satu aspek kehidupan material maupun non material sehingga sering menimbulkan disintegrasi yang diikuti dengan adanya reorganisasi untuk mencapai keseimbangan dalam kehidupan sosial.
Perubahan sosial dipengaruhi oleh faktor
internal (dari dalam) dan eksternal (dari luar) dibawah ini yang
termasuk faktor internal seperti :
Perubahan Komposisi Penduduk
Bertambah atau berkurangnya jumlah merupakan keadaan yang menunjukkan terjadinya perubahan komposisi penduduk
Bertambah atau berkurangnya jumlah merupakan keadaan yang menunjukkan terjadinya perubahan komposisi penduduk
Penemuan Baru
Penemuan yang dihasilkan oleh anggota masyarakata dan diadopsi oleh warga masyarakat dapat menimbulkan perubahan sosial
Penemuan yang dihasilkan oleh anggota masyarakata dan diadopsi oleh warga masyarakat dapat menimbulkan perubahan sosial
Konflik Sosial
Merupakan pertentangan yang terjadi dalam masyarakat baik secara perorangan maupun kelompok
Merupakan pertentangan yang terjadi dalam masyarakat baik secara perorangan maupun kelompok
Pemberontakan
Pemberontakan atau revolusi yang berasal dari anggota masyarakat dapat menyebabkan perubahan sosial.
Sedangkan faktor eksternal seperti bencana alam, peperangan akibat intervensi pihak luar dan pengaruh kebudayaan masyarakat lain.
Pemberontakan atau revolusi yang berasal dari anggota masyarakat dapat menyebabkan perubahan sosial.
Sedangkan faktor eksternal seperti bencana alam, peperangan akibat intervensi pihak luar dan pengaruh kebudayaan masyarakat lain.
Berlangsungnya proses perubahan sosial
dapat disebabkan karena adanya faktor pendorong dan penghambat. Faktor
pendorong perubahan yaitu sistem pendidikan yang maju, adanya toleransi
terhadap perubahan yang menyimpang, sistem kemasyarakatan terbuka,
penduduk heterogen, ketidakpuasaan terhadap bidang kehidupan tertentu,
disorganisasi dalam masyarakat dan sikap mudah menerima inovasi.
Sedangkan faktor penghambat perubahan yaitu perkembangan ilmu
pengetahuan yang lambat, sikap masyarakat tradisional, kepentingan yang
telah tertanam dengan kuat, prasangka buruk terhadap pihak luar, dan
rasa takut terjadinya kegoyahan dalam intergrasi masyarakat
Perubahan sosial dibedakan menjadi 3
bentuk yaitu perubahan sosial yang lambat dan perubahan sosial yang
cepat. Perubahanm kecil dan perubahan besar, dan perubahan yang
direncanakan dan tidak direncanakan. Perubahan sosial dapat membawa
kemajuan bagi masyarakat, tetapi dapat juga menimbulkan dampak negatif
diantaranya melahirkan disintegrasi yaitu munculnya ketidakselarasan
dengan nilai-nilai yang ada di masyarakat sehingga menimbulkan konflik
sosial dalam masyarakat.
Konflik Sosial
Konflik sosial adalah pertentangan antar anggota masyarakat yang bersifat menyeluruh dalam kehidupan yang disebabkan oleh beberapa faktor yaitu adanya perbedaan individu dalam masyarakat, perbedaan pola kebudayaan, perbedaan status sosial, perbedaan kepentingan dan adanya perubahan sosial, konflik sosial dapat memberikan fungsi bagi masyarakat yaitu :
Konflik sosial adalah pertentangan antar anggota masyarakat yang bersifat menyeluruh dalam kehidupan yang disebabkan oleh beberapa faktor yaitu adanya perbedaan individu dalam masyarakat, perbedaan pola kebudayaan, perbedaan status sosial, perbedaan kepentingan dan adanya perubahan sosial, konflik sosial dapat memberikan fungsi bagi masyarakat yaitu :
- Mendorong upaya akomodasi
- Sebagai media untuk menumbuhkan dan meningkatkan solidaritas dalam kelompok
- Mengaktifkan peran individu atau kelompok dalam aktivitas-aktivitas sosial
- Mendorong terjadinya sarana komunikasi
Pada umumnya terdapat enam bentuk
konflik sosial yang terjadi dalam kehidupan masyarakat yaitu konflik
pribadi, konflik kelompok, konflik antar kelas sosial, konflik rasial,
konflik politik, dan konflik budaya. Berdasarkan tingkatannya, konflik
dapat dibedakan ke dalam tiga kelompok yaitu konflik tingkat rendah,
konflik tingkat menengah, konflik tingkat tinggi, cara untuk
menyelesaikan konflik diantarnya melalui konsiliasi, mediasi, arbitrasi,
paksaan, dan détente.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar