Cari Blog Ini

Minggu, 19 Agustus 2012

cak nun


Kotbah Cak Nun:
Seandainya… kita sempat diberi peluang oleh Allah dikasih biaya untuk keliling dunia menyusur benua-benua, lautan dan semua dataran maupun gunung di seluruh permukaan bumi.
Atau paling tidak, kalau pada suatu hari kita bertemu dengan saudara-saudara kita sesama manusia yang berasal dari daerah-daerah yang bermacam-macam. Tanyakan kepadanya: Apakah di negerinya ada tanah sesubur tanah negeri kita? Apakah ada bumi yang bagaikan ibu hamil yang subur sebagaimana bumi nusantara kita? Tanyakan kepada mereka: apakah ada matahari yang se-sumringah matahari republik Indonesia? Tanyakan kepada mereka: apakah ada rerumputan yang riang gembira sebagaimana rerumputan di padang-padang kita? Tanyakan kepada mereka tentang kembang-kembang, bunga-bunga, pepohonan, angin, dan apa saja, apakah ada yang seindah Indonesia? Apakah ada yang sesubur Indonesia? Apakah ada yang.. sedahsyat Indonesia didalam memantulkan rahmat dan baroqah Allah SWT?
Betapa cintanya Allah kepada kita. Betapa sayangnya Allah kepada bangsa kita. Betapa beruntungnya kita dilahirkan di bumi pertiwi. Jadi kenapa sampai krisis seperti ini? Kenapa sampai kacau begini negeri kita? Mengapa kita berebut makanan, berebut kekuasaan, berebut apa saja seolah-olah kita adalah bangsa yang sangat miskin padahal kita bangsa yang sangat kaya raya?
Atau mungkin kita menjadi sangat malas.. karena sudah tersedia apapun saja di negeri ini? Dan tiba-tiba, kita menjumpai diri kita bertengkar satu sama lain. Bahkan berbunuhan satu sama lain. Memusnahkan satu sama lain. Me-nidak-kan satu sama lain. Membenci satu sama lain. Kenapa?
Apa yang salah dengan sistem budaya kita? Apa yang salah dengan sistem akal fikiran kita? Sistem politik kita, demokrasi kita, dan lain sebagainya, apa yang salah? Apakah kita bersedia untuk… melihat bahwa memang ada kesalahan-kesalahan yang sedang kita lakukan?
Saya yakin, sebagaimana suburnya tanah dan tanaman-tanaman di negeri ini, Allah juga memberi rahmat berupa kesuburan dan kecerdasan di akal kita, dan kesuburan cinta di dalam hati kita. Akan tetapi masalahnya.. kita bukan nggak punya ilmu untuk menyelesaikan masalah. Kita bukan tidak punya metode untuk mengurangi bentrokan-bentrokan. Kita bukan tidak punya solusi untuk mengakhiri kerusuhan-kerusuhan dan pembunuhan-pembunuhan.
Masalahnya adalah: kita mau atau tidak? Kita bersedia atau tidak? Untuk mengubah diri kita agar supaya tidak terus-menerus di atas udara negeri ini terLantunkan secara batiniah tembang-tembang kematian, kematian

Tidak ada komentar:

Posting Komentar