A Kebijakan Pemerintah Kolonial di Indonesia Pada Abad Ke 19 dan Awal Abad ke 20
Kedatangan
bangsa Eropa di Indonesia disusu oleh datangnya Belanda yang
dilatarbelangi oleh penutupan pelabuhan dagang Lisabon bagi Belanda dan
Spanyol yang bertujuan untuk menekan dan menghancurkan kekuatan ekonomi
Belanda. Oleh karena itu, Belanda mencari jalan langsung ke Indonesia
untuk mendapatkan rempah-rempah selain untuk mencari daerah jajahan dan
menyebarkan agama Nasrani. Pelayaran bangsa Belanda yang pertama ke
Indonesia dipimpin oleh Cornelis de Hotman yang pada tahun1596 berhasil
mendarat di Pelabuhan Banten. Pelayaran tersebut berpedoman pada buku
Intinerario karya Jan Huygen van Linschoten. Pelayaran Cornelis de
Houtman tidak mendapatkan hasil rempah2 karena sikap mereka yang kasar
dan sombong sehingga mereka diusir oleh penduduk Banten. Pd tahun 15987
pelayaran Belanda yang kedua berhail mendarat di pelabuhan Banten yang
dipimpin oleh Jacob van Neck yang ternyata disambut baik oleh rakyat
Banten. Pelayaran ini kemudian dilanjutkan ke Maluku dan berhasil
mendapatkan rempah2, selanjutnya pelayaran kembali ke Belanda.
Keberhasilan pelayaran yg kedua ini mendorong para pedagang Belanda
datang ke Indoneisa. UNTUK MENGHINDARI PERSAINGAN DI antara para
pedagang Belanda, dibentuklah Kongsi Dagang yang dinamakan VEREENIGDE
OOST INDISCHE COMPAGNIE (VOC) tahun 1602 yang pada mulanya bermarkas di
Ambon kemudian dipindahkan ke Batavia. Tujuan pembentukan VOC adalah:
1. Menghindari persaingan di antara pedagang Belanda
2. Menyatukan tenaga untuk menghadapi saingan dari bangsa Portugis dan pedagang2 lainnya di Indonesi
3. Mencari kweuntungan yang sebesar-besarnya untuk membantu membiayai perang melawan Spanyol
4. Menguasai kerajaan2 dan pelabuhan2 dagang di INDONESIA
untuk mencapai tujuan tersebut, pemerintah belanda memberikan hak2 istimewa kepada VOC (HAK OKTROY), antara lain:
1. HAK MEMBENTUK TENTARA
2. hak mendirikan benteng2 pertahanan
3. hak untuk membuat mata uang
4. hak monopoli perdagangan
5. hak mengadakan perjanjian dengan kerajaan2 di Indonesia
Hak
oktroy yang dimiliki tersebut menjadikanVOC, bertindak sebagai lembag
apemerintahan dan penguasa perdagangan yang otonom. Untuk memperlancar
aktivitas VOC diangkatlah seorang Gubernur jendral VOC. Langkah pertama
yang dilakukan VOC untuk mencapai tujuan adalah dengan merebut Maluku
dari kekuasaan Portugis. Keberhasilan VOC merebut benteng Nieuw Victoria
dari Portugis thn 1605 menandai tonggak pertama penjajahan Belanda di
Indonesia. Gubernur jendral VOC yang pertama adalah Pieter Both, ketika
VOV DIPIMPIN OLEH Gubernur jendran J.P Coen pada tahun 1619 berhasil
menguasai Jayakarta dan selanjutnya mnamanya diubah menjadi Batavia dan
dijadikan sebagai pusat kekuasaan pemerintahan VOC. Pada mulanya Ambon
yang dijadikan markas VOC dengan pertimbangan sbg berikut:
1. Ambon dan Maluku merupakan daerah penghasil rempah2 terbesar.
2. VOC telah mengembangkan monopoli perdagangan di Malku sehingga mudah untuk mengembangkannya.
Bangsa
Eropa yang kemudian datang ke Indonesia adalah bangsa Inggris.
Rombongan pelayaran Inggris yang dipimpin oleh James Lanchaster pada
tahun 1602 sampai di Banten dan menjadikan Bnaten sebagai pusat
perdagangan Inggris di Pulau Jawa.
Usha dagang VOC yang pernah
mengalami kejayaan akhirnya mengalami kemerosotan akhie abad ke-18.
Faktr yang mempengaruhi kemerosotan dan Kebangkrutan VOC antara lain:
1. Banyaknya pegawai VOC ynag melakukan korupsi
2. Daerah VOC terlalu luas sehingga sulit melakukan pengawasan.
3. Banyaknya biaya yang dikeluarkan VOC untuk menggaji pegawai VOC.
5. VOC tidak mampu bersaing dengan kongsi dagang bangsa lain terutama ngsi dagang Iggris dan Perancis.
Kondisi
keuangan VOC semaki memburuk mendorong pemerintah Republik Bataaf di
Belanda untuk membubarkan VOC tanggal 31 Desember 1799 sehingga segala
hutang, kekayaan dan daerah jajahan VOC diambil alih oleh Republik
Bataaf. Pd tahun 1806 pemerintah Republik Bataaf dibubarkan dan Belanda
dijadikan kerajaan dibawah kekuasaan Perancis, Untuk mengurus tanah
jajahan di Indonesia, Raja Louis Napoleon yang menjadi Raja di Belanda
menggkat erman Willem Daendles menjadi gubernur jendral di Indonesia
(1808-1811 dengan tugas utama yaitu mempertahankan Pulau jawa dari
serangan Inggris sebab beberapa daerah bekas kekuasaan VOC telah
berhasil dikuasai Inggris.
Dengan dibubarkannya VOC tanggal 31
Desember 1799 sekaligus menandai terbentuknya pemerintahan kolonian
Hindia belanda di Indonesia. Perjalanan pemerintahan kolonial Belanda
sebagai berikut.
1. Pemerintahan Kolonial Hindia belanda di bawah pemerintahan Daendels (1808-1811)
Gubernur
Jendaral DAENDELS yang ditugaskan di Indonesia mempunyai tugas utama
yaitu, ,mempertahankan Pulau Jawa agar tidak jatuh ke tanagn Inggris dan
memperbaiki keadaan tanah jajahan di INDONESIA. UNTUK MEMPERTAHANKAN
PULAU jAWA DAENDELS MELAKUKAN BEBERAPA TINDAKAN antara lain:
a. membangun armada militer yang kuat
b. memperbaiki struktur pemerintahan
c. mendirikan benteng2 pertahanan
d.membangun jalan raya Anyer-Penarukan
e. membangun pangkalan laut di Merak dan ujung Kulon
f. membangun pabrik senjata di Semarang, Surabaya.
Untuk mendapatkan dana guna mempertahankan Pulau Jawa dari serangan bangsa Inggris, Daendels memberlakukan sebagai berikut.
a. Contingenten Stelsel, yaitu kewajiban rakyat menyerahkan hsil bumi kepada pemerintah sebagai pajak.
b.
Verplichte Leverantiem yaitu kewajiban rakyat menjual hasil panen hanya
kepada pemerintah Belanda dengan harga yang telah ditentukan.
c. Prianger Stelsel, yaitu kewajiban penduduk Priangan untuk menanam kopi.
Kerja Rodi.
d. menjual tanah2 luas kepada pihak swasta Belanda dan Tionghoa
dalam tanah pemerintahan, Daendels juga melakukan beberapa tindakan sebagai berikut:
a. memperbaiki gaji para pegawai dan memberantas korupsi
b. membagi pulau jawa menjadi keresidenan
c. para buati diseluruh jawa dijadikan pegawai pemerintahan belanda
d. Mendirikan Badan2 pengadilan yang akan mengadili orang2 Indonesia sesuai adat idtiadatnya.
Kesewenangan
dan kerajaan pemerintahan Daendels mendapat kecaman keras dari lawan2
politiknya terlebih lagi dengan tindakan Daendels menjual tanah negara
kepada pihak swasta menjadi penyebab ditariknya Daendels ke negeri
Belanda. Pemerintah kerajaan Belanda kemudian mengangkat
Janssens sebagai gubernur jendral di Indinesia menggantikan Daendels.
2. Pemerintahan pada Masa Gubernur Jendral Raffles (1811-1816)Pemerintahan
Gybernur Jenderal Janssens ternyata sangat lemah sehingga dengan mudah
pasukan anghkatan laut Inggris dipimpin oleh Lord Minto berhasil
mengalahkan pasukan Janssens. Pasukian Janssens menyerah di Tuntang
tanggal 17 September 1811 yang ditandai dengan penandatanganan
Kapitulasi Tuntang. Dalam perjanjian tersebut antara lain dijelaskan
bahwa Belanda menyerahkan Pulau Jawa kepada Inggris.
Tomas Stamford Raffles
emudian ditugaskan oleh pemerintah Inggris. untuk menjadi Gubernur
jendra di wilayah bekas Hindia Belanda. Pemerintahan transisi Inggris
yang dipimpin oleh Raffles menerapkan kebijakan yaitu:
a.Bidang ekonomi, Raffles menghapus segalabentuk kebijakan Daendels dan mengganti sistem pajak sewa tanah (land rent)
b. Bidang politik, Raffles membagi Pulau Jawa dan Madura menjadi 16 Karesidenan
Gubernur
Jendra Raffles menerapkan sisitem pajak sewa tanah yang bertujuan untuk
menciptakan suatu sitem ekonomi yang bebas dari segala unsur paksaan.
Sistem pajak tanah ini hanya berlaku di Pulau Jawa.
Pokok2 kebijakan dalm sistem pajak tanah adalah:
a, segala bentuk penyerahan wajib dan kerja paksa dihapuskan
b, peranan para bupati sebagai pemungut pajak dihapuskan
c. Pemerintahan Inggris adalah pemilim tanah dan petani yang menggarap tanah hanya sebagai penyewa yang harus membayar pajak.
pokok2
kebijakan Raffles bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat
dan para petani dibebaskan menentukan jenis tanaman yang akan ditanam.
Akan tetapi, pelaksanaan sistem pelaksanaan sistem pajak sewa tanah
ternyata mengalami kegagalan yang disebabkan oleh beberapa faktor,
yaitu:
a. sulit menentukan jumlah pajak yang harus dibayar setiap pemilik tanah
b. Pajak tanah harus dibayar dengan uang, padahal masyarakat pedesaan pada saat itu belum mengenal peredaran uang.
c. tidak adanya dukungan dari para bupati yang telah dihapuskan hak-haknya sebagi pemungut pajak.
Pada
tahun 1814 terjadi perubahan politik di Eropa ketika perancis kalah
dari aianggris dan selanjutnya hubungan Inggris dengan Belanda menjadi
membaik. Hal itu ditandai dengan penandatanganan Perjanjian London, yang
antara lain menjelaskan bahwa belanda akan menerima kembali daerah
jajahannya di Hindia Belanda yang dahulu direbut oleh Inggris. Pada
tanggal 19 Agustus 1816 Inggris berdasarkan Perjanjian London
menyerahkan Hindia Belanda kepada Belanda. Dalam penyerahan tersebut,
Inggris diwakili oleh John Fendall, sedangkan Belanda diwakili oleh
Buyskes, Elout, dan Van der Capellen. Dengan demikian, berakhirlah
pemerintahan
pendudukan Inggris di iNDONESIA YANG SELANJUTNYA DIMULAI KEMBALI MASA
PERLUASAN PEMERINTAHAN KOLONIAL hindia Belanda di Indonesia.
Pemerintahan Gubernur Jendral Raffles ternyata juga memberikan jasa yang
cukup besar bagi Indonesia. Jasa Raffles tersebut adalah:
a. Berhasil ditulisnya buku the history of Java
b. Berhasil merintis pembuatan Kebun Raya Bogor
c. Berhasil menemukan bungaan yang dinamakan Rafflesia Arnoldi.
3 Pemerintahan Kolonial Belanda pada Masa Gubernur Jendran Van den Bosch (1830-1870)
Pada
tahun 1816 Indonesia dikuasai kembali oleh pemerinthan kolonial Belanda
dan Baron Ven der Capellen diangkat sebagai gubernur jendral. Pada masa
pemerintahannya, kebikjakan politi Liberal yang diterapkannya mengalami
kegagalan. Penyebabnya adalah:
1. Kebijakan politik Liberal tidak sesuai dengan sistem feodal di Indonesia.
2. Struktur birokrasi feodal yang panjang menyebabkan pemerintahan tidak dapat berhubungan langsung dengan rakyat.
3. Kas negeri Belanda semakin mengalami defisit.
PADA ABAD KE 19 PEMERINTAH belanda mengalami kesulitan keuangan yang disebabkan beberapa faktor:
1. Pemerintah Belanda banyak dililit hutang luar negeri
b.
Pemerintah Belanda banyak mengeluarkan biaya untuk peperangan
menghada[pi perang Diponegoro di Jawa dan pemberontakan rakyat Belgia
yang ingin memerdekakan diri.
Untuk mengatasi kesulitan keuangan
tersebut, Van den Bosch mengusulkan kepada pemerintahan Belanda
meningkatkan produksi tanaman ekspor di tanah jajahan.
Hal tersebut
dilakukan dengan cara memberlakukan Cultur Stelsel atau Tanam paksa.
Pemerintahan Belanda akhirnya menyetujui usul van den Bosch dan
mengangkatnya sebagai gubernur jendral dengan tugas pokok melaksanakan
sistem tanam paksa. Sistem tanam paksa yang diberlakukan diharapkan
dapat menggairahkan kembali situasi keuangan Belanda yang memburuk.
DALAM SISTER TANAM PAKASA TERSEBUT, PENDUDUK HARUS MEMBAYAR PAJAK KEPADA
PEMERINTAH BELANDA dalam bentuk barang yaitu, hasil2 tanaman yang dapt
dijual di pasaran dunia, tebu, tembakau kapas dan nila. Beberapa
peraturan pokok yang terdapat dalam sistem tanam paksa adalah:
1. Petani harus menyerahkan seperlima tanahnya untuk ditanami tanaman ekspor, sep kopi, tebu, tembakau, dan teh
2. Tanah yang diserahkan kepada pemerintah tersebut bebas pajak
3. Hasil tanaman harus dijual kepada pemerintah dengan harga yang telah ditentukan pemerintah.
4.Tenaga dan waktu untuk menegerjakan tanah tersebut tidak boleh melebihi untuk menanam padi.
5. Kegagalan panen yang bukan yang bukan kesalahan petani menjadi tanggung jawab pemerintah.
6. Penduduk yang tidak memiliki tanah harus bekerja di perkebunan pemerintah tanpa upah selama 66 hari.
Pelaksanaan
sistem tanam paksa ternta menyimpang dari peraturan2 yang telah
ditetapkan sehingga rakyat menjadi dirugikan. Penyebab terjadinya
penyimpangan pelaksanaan sistem tanam paksa adalah adanya peraturan yang
disebut cultuur procenten, yaitu peraturan yang menetapkan bahwa setiap
pegawai pemungut tanam paksa akan mendaat persen jika dapat
menyetorkan hasil tanaman rakyat melebihi ketentuan yang telah
ditetapkan.
dampak sistem tanam paksa
bagi rakyat Indonesa:
1.
Banyak rakyat yang mengalami kelaparan, kemiskinan, dan penderitaan
terutama di daerah demak, Gribogan, dan Cirebon sehingga jumlah penduduk
di Pulau Jawa semakin berkurang.
2. Penduduk Indonesia mulai mengenal berbagai jenis tanaman ekspor,
bagi Belanda:
Pemerintahan Belanda mendapat surplus keuangan sehingga dapat digunakan uuntuk membangun pemerintahan Hindia Belanda
2.
Badan usaha dagang Belanda (Nederlansch Hadel Maatschappij) mendapat
keuntungan besar setelah mendapt hak monopoli pengangkutan hasil tanam
paksa.
Penyimpangan pelaksanaan sistem tanam paksa yang menimbulkan
penderitaan bagi penduduk Indonesia menimbulkan reaksi keras dari
golongan Liberal dan humanis Belanda. Kecaman terhadap pelaksanaan
sisten tanam paksa di Indonesia, dilakukan oleh:
1. Douwes Dekker dengan nama samarannya Multatuli mengkritik pemerintah Hindia Belanda melalaui buku berjudul Max Havelaar
2. Frans van derPutte yang mengkritik pemerintah Hindia Belanda melalui karyanya yang berjudul Suiker Contracten
3.
Baron van Hoevel seorang pendeta belanda yang berupaya memperjuangkan
nasib rakyat jajahan yang menderita dan menuntut agar memperhatikan
nasib dan kepentingan rakyat.
Golongan Liberal Belanda menetang
sistem tanam paksa supaya berkesempatan menanamkan modalnya. sedangkan
golongan humanis menentang sistem tanam paksa atas dasar pertimbangan
kemanusiaan. Oleh karena adanya kecaman keras aterhadap pelaksanaan
sistem tanam paksa, akhirnya pemerinthan kolonial Bealanda mengahpus
sistem tanam paksa secara bertahan dan resmi dihapus thn 1870.
Menurut kaum liberal, perekonomian akan berjalan lancar jika memenuhi keterntuan sebagai berikut..
a. Anggota masyarakat bebas amelakukan kegiatan ekonomi dan pihak swsata berhak memiliki alat2 produksi.
b. Pemerintah tidak campur tangan dam urusan perekonomian.
Perwujudan
kemenangna kaum liberal ini ditandai dengan diberlakukannya politik
kolonial liberal atau polit8ik pintu terbuka tahun 1870. Dengan
diberlakukannya politik itu , pihak swasta Eropa berkesempatan
menanamkan modalnya di Indonesia terutama di bidang perkebunan.
Pelaksanaan politik pintu terbuka ditandai dengan dikeluarkannya
UNDANG-UNDANG AGRARIA (Ararische Wet)tahun 1870. Tujuan dikeluarkannya
uu Agraria:
a. Memberi kesempatan pada pengusaha swasta asing Eropa
untuk menyewa tanah penduduk dan menanamkan modalnya di Indonesia dengan
mendirikan perkebunan di INDONESIA.
b. Melindungi para petani Indonesia agar tidak kehilangan tanahnya dari penguasaan para pemilik modal asing.
c. membuka Lapangan kerja bagi penduduk yang tidak mempunyai tanah dengan menjadi pekerja.
Pelaksanaan
politik pintu terbuka di Indonesia juga ditandai dengan dikeluarkannya
uu Gula (suker wet). terbukanya Indonesia bagi penanam modal asing
menyebabkan munculnya perkebunan2 swasta asing di Indonesia . selain
juga dibidang pertambangan dan perindustrian. Pelaksanaan politik pintu
terbuka di Indonesia emberikan pengaruh/akibat sbg brikut:
a. Tanah perkebunan semakin bertambah luas.
b. Penduduk kota semakin bertambah pesat
c. Timbulnya kaum buruh
d. Rakyat pedesaan mulai mengenal arti pentingnya uang dalam kehidupan ekonomi
e.
Usaha kerajinan rakyat terdesak oleh barang2 import. Pembangunan
sarana dan prasarana trasportasi menyebabakan barang2 luar negeri masuk
ke Indonesia sehingga usaha kerajinan rakyat mengalami kemunduran.
F.RAKYAT iNDONESA DIPERAS OLEH PENGUSAHA ASING.
Dibukanya perusahaan2 asing tetap menimbulkan penderitaan rakyat Indnesia.
Undang2
Agraria telah berpengaruh dengan hadirnya para pemodal asing untuk
menyewa perkebunan dengan menekan harga sewa dan upah buruh.
1.Perlawanan Sutan Nuku (tidore) (1797-1885)
Sultan
nuku berhasil membina angkatan perang dengan inti kekuatannya adalah
armadayang terdiri dari 200 buah kapal perang dan 600 pasukan.
Perjuangan lewat kekuatan senjata dan politik diplomasi.
2. Perlawanan Pattimura (1817), Thomas Matulesi
diawali
dengan penyerbuan benteng Duurstede, Saparua. benteng dpat jatuh di
bawah pimpinan Pattimura, tgl 16 Mei 1817. dan berhasil menawan residen
Van den Berg. penyerbuan meluas ke, seram haruku, larike dan wakasihu
sehingga muncullah peminpin2 bru antra lain christina marthatiahahu,
Anthonie Rhebok, lucas latuahina, Thomas Patiwael, ulupaha, said
perintah dan Raja Tio. Belanda mendatangkan bala bantuan dibawah Coroot.
Belanda akhrnya berhasil merebut benteng Duurstede kembali. 3 September
1817 pasukan Belanda merebut Saparua dipimpin Kapten Lisnet, tetapi
belum berhasil memadamkan perlawanan rakyat Maluku. Belanda mengadakan
sayembara dengan memberikan hadiah 1000 gulden unti menangkap Thomas
Matuleshi dan 500 gulden untuk menangkap pemimpin yang lain. Perlawanana
rakyat Maluku dipadamkan. tanggal 16 Desember 1817 Thomas Matulesi
digantung.
3. Perang Paderi (1821-1837), Minangkabau Sumatera Barat
Pelopor
paderi h. Miskin, tokoh lain tuanku Mesiangan., Tuanku nan Renceh,
datuk bandaro, MALIN basa (tuanku Imam Bonjol), Tuanku anan Gaok. Sebab
utama perang paderi: adanya perselisihan kaum adat dgn paderi, karena
kaum paderi berusaha memurnikan ajaran Islam dan memperbaiki kehidupan
masyarakat Minangkabaau. 16 Juni 1835 Belanda mulai menembaki Bonjol
dengan Meriam. 8 Februari 1835, Tanku Imam Bonjol mengadakan gencatan
senajta dan mendesak Belanda mendesak Tunaku Imam Bonjol menyerah. tapi
tidak mau menyerah. 25 Oktober 1837, Tuanku Imam Bonjol menyerah namun
perlawanan tetap berlangsung.
4. Perang Diponegoro (1825-1830), di Tegal REJO yOGYAKARTA.
Pangeran
Diponegoro, putra sulung Sultan Hamengkubuwono II, nama asli: R.M
Ontowiryo. perlawanannya mendapat sambutan dari: p. Mangkubumi, sentot
Ali basya p, Kiai Mojo dr Surakarta, P Suriatmijo, P Serang, P.
Notoprojo, P. Ngabehi, Abdulrahman Kertopengalasan, Dipokusumo,dll
Pertempurang
meluas ke: Pacitan, Purwodadi, banyumas, pekalongan , Madin , rebang,
semarang, kertosono. P. diponegorang, dng siasat perang gerilya dengan
nama ARKIYO, tURKIYO, DD. 1826, pertempuran di Ngalengkong memuncak dan
mrpkn puncak kemenangan perang Diponegoro